# Belajar Laravel dari Nol untuk Pemula Indonesia: Panduan Lengkap dan Mudah Dipahami
Laravel, framework PHP yang elegan dan powerful, semakin populer di kalangan developer web. Tapi, membayangkan belajar Laravel dari nol bisa terasa menakutkan, apalagi jika kamu baru pemula. Jangan khawatir! Artikel ini hadir sebagai panduan lengkap dan mudah dipahami untuk membantumu **belajar Laravel dari nol untuk pemula Indonesia**. Kita akan membahas semua yang perlu kamu ketahui, mulai dari persiapan, instalasi, konsep dasar, hingga membuat aplikasi sederhana. Siap memulai petualanganmu dengan Laravel? Mari kita mulai!
## 1. Mengapa Memilih Laravel: Keunggulan dan Manfaat Belajar Laravel
Sebelum kita terjun lebih dalam, mari kita pahami mengapa Laravel menjadi pilihan utama banyak developer. **Keunggulan Laravel** sangat banyak, menjadikannya ideal baik untuk proyek kecil maupun besar. Berikut beberapa alasan mengapa kamu harus **belajar Laravel**:
* **Sintaks yang Bersih dan Elegan:** Laravel dikenal dengan sintaksnya yang mudah dibaca dan dipahami, membuatnya menyenangkan untuk digunakan dan dipelajari.
* **Fitur Terlengkap:** Laravel menyediakan berbagai fitur out-of-the-box seperti templating engine (Blade), ORM (Eloquent), authentication, routing, dan masih banyak lagi. Ini mempercepat proses development dan mengurangi kebutuhan untuk menulis kode dari awal.
* **Komunitas yang Besar dan Aktif:** Laravel memiliki komunitas yang besar dan aktif di seluruh dunia, termasuk di Indonesia. Ini berarti kamu akan mudah menemukan bantuan, tutorial, dan sumber daya belajar saat kamu menghadapi masalah. Kamu bisa menemukan solusi di forum online, Stack Overflow, atau grup-grup komunitas Laravel Indonesia.
* **Keamanan Terjamin:** Laravel memberikan perhatian besar pada keamanan. Fitur-fitur seperti proteksi CSRF (Cross-Site Request Forgery) dan XSS (Cross-Site Scripting) sudah terintegrasi, membantu melindungi aplikasi kamu dari serangan.
* **Ekosistem yang Kaya:** Laravel memiliki ekosistem yang kaya dengan berbagai package dan library yang siap digunakan. Ini memungkinkan kamu untuk memperluas fungsionalitas aplikasi kamu dengan mudah. Kamu bisa menemukan package untuk kebutuhan spesifik seperti integrasi pembayaran, manajemen user, dan masih banyak lagi.
* **Kemampuan Skalabilitas:** Laravel dirancang untuk menangani proyek yang besar dan kompleks. Fitur-fitur seperti queue, cache, dan message queue membantu kamu meningkatkan performa dan skalabilitas aplikasi kamu.
Dengan semua **manfaat belajar Laravel** ini, tidak heran jika banyak developer yang beralih ke framework ini.
## 2. Persiapan Awal: Perangkat Lunak dan Tools yang Dibutuhkan untuk Belajar Laravel
Sebelum mulai **belajar Laravel dari nol**, pastikan kamu sudah menyiapkan perangkat lunak dan tools yang diperlukan. Ini akan memastikan proses pembelajaranmu berjalan lancar. Berikut daftar yang kamu butuhkan:
* **Web Server:** Kamu membutuhkan web server seperti Apache atau Nginx untuk menjalankan aplikasi Laravel. Kamu bisa menggunakan XAMPP (Apache, MySQL, PHP, Perl) atau Laragon (lebih ringan dan dioptimalkan untuk Laravel) yang sudah mencakup semua yang kamu butuhkan. XAMPP dan Laragon tersedia gratis dan mudah diinstal di Windows, macOS, dan Linux.
* **PHP:** Laravel ditulis dengan PHP, jadi kamu perlu menginstal PHP di sistem kamu. XAMPP atau Laragon biasanya sudah menyertakan PHP. Pastikan versi PHP kamu kompatibel dengan versi Laravel yang ingin kamu gunakan. Rekomendasi terbaik adalah menggunakan versi PHP terbaru yang didukung oleh Laravel.
* **Composer:** Composer adalah dependency manager untuk PHP. Ini digunakan untuk menginstal dan mengelola package-package yang dibutuhkan oleh Laravel. Kamu bisa mengunduh dan menginstal Composer dari [https://getcomposer.org/](https://getcomposer.org/).
* **Database:** Laravel mendukung berbagai database seperti MySQL, PostgreSQL, SQLite, dan SQL Server. Pilih database yang paling kamu kuasai atau yang sesuai dengan kebutuhan proyek kamu. Jika kamu menggunakan XAMPP, MySQL sudah terinstal.
* **Text Editor atau IDE:** Pilih text editor atau IDE (Integrated Development Environment) yang nyaman untuk kamu gunakan. Beberapa pilihan populer termasuk Visual Studio Code (dengan extension PHP Intelephense), Sublime Text, PHPStorm, dan Atom. Visual Studio Code adalah pilihan yang sangat baik karena gratis, open-source, dan memiliki banyak extension yang berguna untuk pengembangan PHP.
* **Terminal:** Kamu akan banyak menggunakan terminal untuk menjalankan perintah Composer, Artisan (command-line interface Laravel), dan Git. Di Windows, kamu bisa menggunakan Command Prompt, PowerShell, atau Git Bash. Di macOS dan Linux, kamu bisa menggunakan terminal bawaan.
* **Browser:** Tentu saja, kamu membutuhkan browser web seperti Chrome, Firefox, atau Safari untuk melihat hasil aplikasi yang kamu buat.
Setelah semua perangkat lunak dan tools ini terinstal, kamu siap untuk melanjutkan ke langkah selanjutnya.
## 3. Instalasi Laravel: Langkah Demi Langkah Membuat Proyek Laravel Baru
Setelah semua persiapan selesai, saatnya untuk **instalasi Laravel** dan membuat proyek Laravel baru. Berikut adalah langkah-langkahnya:
1. **Buka Terminal:** Buka terminal atau command prompt di komputer kamu.
2. **Navigasi ke Direktori Web Server:** Arahkan terminal ke direktori tempat kamu ingin menyimpan proyek Laravel kamu. Misalnya, jika kamu menggunakan XAMPP, direktori defaultnya adalah `C:xampphtdocs` (di Windows) atau `/opt/lampp/htdocs` (di Linux). Jika kamu menggunakan Laragon, direktori defaultnya adalah `C:laragonwww`.
3. **Jalankan Perintah Composer:** Gunakan Composer untuk membuat proyek Laravel baru dengan perintah berikut:
```bash
composer create-project laravel/laravel nama-proyek
Ganti `nama-proyek` dengan nama proyek yang kamu inginkan. Contoh:
```bash
composer create-project laravel/laravel belajar-laravel
```
Perintah ini akan mengunduh dan menginstal Laravel beserta semua dependensinya ke direktori `belajar-laravel`. Proses ini mungkin memakan waktu beberapa menit, tergantung pada kecepatan internet kamu.
-
Masuk ke Direktori Proyek: Setelah instalasi selesai, masuk ke direktori proyek dengan perintah:
cd nama-proyek
Contoh:
cd belajar-laravel
-
Jalankan Server Pengembangan: Laravel menyediakan server pengembangan bawaan yang bisa kamu gunakan untuk menjalankan aplikasi kamu. Jalankan perintah berikut:
php artisan serve
Perintah ini akan menjalankan server pengembangan di alamat
http://127.0.0.1:8000
. -
Buka Browser: Buka browser web kamu dan ketikkan alamat
http://127.0.0.1:8000
. Jika instalasi berhasil, kamu akan melihat halaman selamat datang Laravel.
Selamat! Kamu telah berhasil membuat proyek Laravel baru dan menjalankan server pengembangan.
4. Konsep Dasar Laravel: Memahami Routing, Controller, dan View
Setelah berhasil menginstal Laravel, langkah selanjutnya adalah memahami konsep dasar Laravel. Ini adalah fondasi yang penting untuk membangun aplikasi yang lebih kompleks. Tiga konsep utama yang perlu kamu kuasai adalah Routing, Controller, dan View.
-
Routing: Routing menentukan bagaimana aplikasi kamu merespons permintaan HTTP. Routing memetakan URL ke controller tertentu. File routing biasanya terletak di direktori
routes
. Contoh:// routes/web.php Route::get('/', function () { return view('welcome'); }); Route::get('/about', 'AppHttpControllersAboutController@index');
Kode di atas mendefinisikan dua route. Route pertama memetakan URL
/
ke viewwelcome
. Route kedua memetakan URL/about
ke methodindex
di controllerAboutController
. -
Controller: Controller menangani logika aplikasi dan berinteraksi dengan model (jika ada) untuk mengambil atau menyimpan data. Controller biasanya terletak di direktori
app/Http/Controllers
. Contoh:// app/Http/Controllers/AboutController.php namespace AppHttpControllers; use IlluminateHttpRequest; class AboutController extends Controller { public function index() { return view('about'); } }
Kode di atas mendefinisikan controller
AboutController
dengan methodindex
. Methodindex
mengembalikan viewabout
. -
View: View adalah template HTML yang menampilkan data kepada pengguna. View biasanya terletak di direktori
resources/views
. Contoh:// resources/views/about.blade.php <!DOCTYPE html> <html> <head> <title>About Us</title> </head> <body> <h1>Tentang Kami</h1> <p>Ini adalah halaman tentang kami.</p> </body> </html>
Kode di atas adalah contoh view sederhana yang menampilkan judul “Tentang Kami” dan paragraf “Ini adalah halaman tentang kami.”
Dengan memahami ketiga konsep ini, kamu akan memiliki dasar yang kuat untuk belajar Laravel lebih lanjut.
5. Mengenal Blade Templating Engine: Membuat Tampilan Lebih Dinamis
Laravel menggunakan Blade templating engine untuk membuat tampilan yang dinamis dan mudah dikelola. Blade templating engine memungkinkan kamu untuk menyisipkan kode PHP ke dalam template HTML kamu dengan sintaks yang lebih bersih dan ringkas. Berikut beberapa fitur utama Blade:
-
Echoing Data: Kamu bisa menampilkan data dari controller ke view menggunakan sintaks
{{ $variable }}
. Contoh:// resources/views/greeting.blade.php <h1>Hello, {{ $name }}</h1>
Jika
$name
berisi nilai “John”, maka tampilan akan menampilkan “Hello, John”. -
Control Structures: Blade menyediakan direktif untuk menggunakan struktur kontrol seperti
if
,else
,elseif
,for
, danforeach
. Contoh:// resources/views/users.blade.php @if (count($users) > 0) <ul> @foreach ($users as $user) <li>{{ $user->name }}</li> @endforeach </ul> @else <p>Tidak ada user.</p> @endif
-
Loops: Blade memudahkan untuk melakukan looping dengan direktif
@foreach
dan@for
. Contohnya sudah ditunjukkan di atas. -
Components and Slots: Blade memungkinkan kamu untuk membuat komponen tampilan yang bisa digunakan kembali di berbagai tempat. Ini membantu menjaga kode kamu tetap DRY (Don’t Repeat Yourself).
-
Layouts: Blade memungkinkan kamu untuk membuat layout dasar yang bisa digunakan oleh semua view. Ini memastikan tampilan yang konsisten di seluruh aplikasi kamu. Contoh:
// resources/views/layouts/app.blade.php <!DOCTYPE html> <html> <head> <title>@yield('title')</title> </head> <body> @yield('content') </body> </html>
Kemudian, di view lain, kamu bisa menggunakan layout ini:
// resources/views/home.blade.php @extends('layouts.app') @section('title', 'Home') @section('content') <h1>Selamat Datang di Home</h1> @endsection
Direktif
@extends
digunakan untuk menggunakan layoutapp.blade.php
. Direktif@section
digunakan untuk mengisi bagian-bagian yang didefinisikan di layout dengan konten dari view ini.
Dengan mengenal Blade templating engine, kamu bisa membuat tampilan yang lebih dinamis, terstruktur, dan mudah dikelola.
6. Eloquent ORM: Interaksi Mudah dengan Database di Laravel
Eloquent ORM (Object-Relational Mapper) adalah fitur powerful di Laravel yang memudahkan kamu untuk berinteraksi dengan database. Eloquent ORM memungkinkan kamu untuk berinteraksi dengan database menggunakan objek PHP, bukan SQL. Ini membuat kode kamu lebih mudah dibaca, dipelihara, dan diuji.
-
Defining Models: Model adalah representasi dari tabel di database. Model biasanya terletak di direktori
app/Models
. Contoh:// app/Models/User.php namespace AppModels; use IlluminateDatabaseEloquentModel; class User extends Model { // Nama tabel (jika berbeda dari nama model) // protected $table = 'users'; // Kolom yang boleh diisi (mass assignment) protected $fillable = ['name', 'email', 'password']; // Kolom yang disembunyikan dari output JSON protected $hidden = ['password', 'remember_token']; }
Kode di atas mendefinisikan model
User
yang merepresentasikan tabelusers
di database. -
Retrieving Data: Kamu bisa mengambil data dari database menggunakan berbagai method Eloquent. Contoh:
// Mengambil semua data $users = User::all(); // Mengambil data berdasarkan ID $user = User::find(1); // Mengambil data dengan kondisi (where clause) $users = User::where('email', 'like', '%@example.com')->get(); // Mengambil data dengan pagination $users = User::paginate(10);
-
Creating Data: Kamu bisa membuat data baru di database menggunakan method
create
atau dengan membuat instance model dan menyimpannya. Contoh:// Menggunakan method create $user = User::create([ 'name' => 'John Doe', 'email' => '[email protected]', 'password' => bcrypt('secret') ]); // Membuat instance model dan menyimpannya $user = new User; $user->name = 'Jane Doe'; $user->email = '[email protected]'; $user->password = bcrypt('secret'); $user->save();
-
Updating Data: Kamu bisa memperbarui data yang sudah ada di database menggunakan method
update
atau dengan mengubah atribut model dan menyimpannya. Contoh:// Menggunakan method update $user = User::find(1); $user->update([ 'name' => 'John Smith' ]); // Mengubah atribut model dan menyimpannya $user = User::find(1); $user->name = 'Jane Smith'; $user->save();
-
Deleting Data: Kamu bisa menghapus data dari database menggunakan method
delete
. Contoh:$user = User::find(1); $user->delete();
Dengan Eloquent ORM, kamu bisa berinteraksi dengan database secara lebih efisien dan terstruktur.
7. Authentication: Implementasi Login dan Registrasi Pengguna di Laravel
Salah satu fitur penting dalam aplikasi web adalah authentication (otentikasi). Authentication memungkinkan kamu untuk mengelola pengguna, memastikan hanya pengguna yang berwenang yang dapat mengakses area tertentu dari aplikasi kamu. Laravel memudahkan implementasi login dan registrasi pengguna dengan menyediakan fitur authentication out-of-the-box.
-
Generate Authentication Scaffolding: Laravel menyediakan perintah Artisan untuk meng-generate scaffolding authentication. Jalankan perintah berikut:
php artisan ui:auth
Perintah ini akan membuat view untuk login, registrasi, forgot password, dan reset password. Ini juga akan membuat controller yang diperlukan untuk menangani proses authentication. Kamu perlu menginstal
laravel/ui
terlebih dahulu jika belum terinstal:composer require laravel/ui
Kemudian, pilih jenis scaffolding yang kamu inginkan (misalnya, Bootstrap):
php artisan ui bootstrap --auth
-
Migrasi Database: Authentication scaffolding membuat tabel
users
di database. Jalankan migrasi untuk membuat tabel ini:php artisan migrate
-
Konfigurasi: Beberapa konfigurasi mungkin diperlukan, seperti mengatur driver database di file
.env
. -
Penggunaan: Setelah scaffolding di-generate dan migrasi dijalankan, kamu bisa mengakses halaman login dan registrasi melalui URL
/login
dan/register
. Controller yang di-generate akan menangani proses login, registrasi, forgot password, dan reset password secara otomatis.
Dengan fitur authentication Laravel, kamu bisa dengan mudah mengimplementasikan login dan registrasi pengguna di aplikasi kamu. Kamu juga bisa menyesuaikan fitur authentication sesuai dengan kebutuhan kamu.
8. Form Validation: Memastikan Data yang Valid di Aplikasi Laravel
Form validation (validasi form) adalah proses memastikan bahwa data yang dimasukkan oleh pengguna ke dalam form memenuhi persyaratan tertentu sebelum disimpan ke database. Form validation sangat penting untuk menjaga integritas data dan mencegah kesalahan dalam aplikasi kamu. Laravel menyediakan fitur validasi yang powerful dan fleksibel.
-
Membuat Request Class: Kamu bisa membuat request class untuk menangani validasi form. Jalankan perintah berikut:
php artisan make:request StorePostRequest
Perintah ini akan membuat file
StorePostRequest.php
di direktoriapp/Http/Requests
. -
Menentukan Aturan Validasi: Di dalam request class, kamu bisa menentukan aturan validasi di method
rules
. Contoh:// app/Http/Requests/StorePostRequest.php namespace AppHttpRequests; use IlluminateFoundationHttpFormRequest; class StorePostRequest extends FormRequest { public function authorize() { return true; // Atau logika otorisasi yang sesuai } public function rules() { return [ 'title' => 'required|max:255', 'body' => 'required', ]; } }
Kode di atas mendefinisikan dua aturan validasi:
title
harus diisi (required) dan panjangnya maksimal 255 karakter, danbody
harus diisi (required). -
Menggunakan Request Class di Controller: Gunakan request class di method controller yang menangani form. Contoh:
// app/Http/Controllers/PostController.php namespace AppHttpControllers; use AppHttpRequestsStorePostRequest; use IlluminateHttpRequest; class PostController extends Controller { public function store(StorePostRequest $request) { // Data sudah valid, simpan ke database $post = Post::create($request->validated()); return redirect()->route('posts.index'); } }
Laravel akan secara otomatis menjalankan validasi berdasarkan aturan yang didefinisikan di request class. Jika validasi gagal, Laravel akan mengembalikan pengguna ke form dengan pesan error.
-
Menampilkan Pesan Error: Kamu bisa menampilkan pesan error di view menggunakan variabel
$errors
. Contoh:// resources/views/posts/create.blade.php @if ($errors->any()) <div class="alert alert-danger"> <ul> @foreach ($errors->all() as $error) <li>{{ $error }}</li> @endforeach </ul> </div> @endif <form method="POST" action="{{ route('posts.store') }}"> @csrf <label for="title">Title:</label> <input type="text" name="title" id="title" value="{{ old('title') }}"> <label for="body">Body:</label> <textarea name="body" id="body">{{ old('body') }}</textarea> <button type="submit">Simpan</button> </form>
Kode di atas menampilkan pesan error jika ada kesalahan validasi. Fungsi
old()
digunakan untuk mempertahankan nilai input yang sudah diisi oleh pengguna jika validasi gagal.
Dengan form validation Laravel, kamu bisa memastikan bahwa data yang masuk ke aplikasi kamu valid dan sesuai dengan persyaratan yang kamu tentukan.
9. Artisan Console: Mempermudah Development dengan Perintah CLI
Artisan console adalah command-line interface (CLI) yang disertakan dengan Laravel. Artisan console menyediakan berbagai perintah yang membantu kamu dalam development, seperti membuat controller, model, migrasi, dan masih banyak lagi. Ini mempercepat proses development dan mengurangi kebutuhan untuk menulis kode dari awal.
-
Membuat File: Artisan memungkinkan kamu untuk membuat berbagai jenis file dengan perintah yang mudah diingat. Contoh:
php artisan make:controller PostController php artisan make:model Post php artisan make:migration create_posts_table php artisan make:seeder PostSeeder php artisan make:factory PostFactory php artisan make:request StorePostRequest php artisan make:command Inspire
-
Database Migrations: Artisan memudahkan untuk mengelola database migrations. Kamu bisa membuat migrasi baru, menjalankan migrasi, dan melakukan rollback migrasi. Contoh:
php artisan migrate php artisan migrate:rollback php artisan migrate:refresh php artisan migrate:fresh
-
Database Seeding: Artisan memudahkan untuk mengisi database dengan data dummy. Kamu bisa membuat seeder dan menjalankan seeder. Contoh:
php artisan db:seed php artisan db:seed --class=PostSeeder
-
Cache Management: Artisan memudahkan untuk mengelola cache. Kamu bisa membersihkan cache konfigurasi, cache route, dan cache view. Contoh:
php artisan config:cache php artisan route:cache php artisan view:cache php artisan cache:clear
-
Route Listing: Artisan menyediakan perintah untuk menampilkan daftar semua route yang terdaftar di aplikasi kamu. Contoh:
php artisan route:list
Dengan Artisan console, kamu bisa melakukan berbagai tugas development dengan cepat dan efisien.
10. Deploying Laravel: Menyebarkan Aplikasi Laravel ke Server
Setelah selesai mengembangkan aplikasi Laravel, langkah selanjutnya adalah deploying Laravel ke server agar bisa diakses oleh pengguna. Proses deployment melibatkan beberapa langkah, termasuk konfigurasi server, transfer file, dan konfigurasi database.
-
Konfigurasi Server: Pilih server hosting yang mendukung PHP dan database yang kamu gunakan. Beberapa pilihan populer termasuk DigitalOcean, AWS, Heroku, dan Linode. Konfigurasi server sesuai dengan kebutuhan aplikasi kamu. Pastikan server memiliki PHP, Composer, dan database yang terinstal.
-
Transfer File: Transfer semua file aplikasi Laravel kamu ke server. Kamu bisa menggunakan FTP, SFTP, atau Git untuk transfer file. Pastikan semua file, termasuk direktori
vendor
, diunggah ke server. -
Konfigurasi Environment: Buat file
.env
di server dan konfigurasi variabel environment sesuai dengan lingkungan server. Pastikan kamu mengatur koneksi database, URL aplikasi, dan kunci aplikasi (APP_KEY
). Kamu bisa generate APP_KEY dengan perintah:php artisan key:generate
-
Instalasi Dependencies: Di server, jalankan perintah
composer install
untuk menginstal semua dependencies yang dibutuhkan oleh aplikasi kamu. -
Konfigurasi Web Server: Konfigurasi web server (seperti Apache atau Nginx) untuk mengarahkan permintaan ke direktori
public
di aplikasi Laravel kamu. -
Optimasi: Optimalkan aplikasi kamu untuk performa yang lebih baik. Beberapa optimasi yang bisa kamu lakukan termasuk:
- Menjalankan perintah
php artisan config:cache
danphp artisan route:cache
- Mengaktifkan gzip compression
- Menggunakan CDN untuk file statis
- Menggunakan cache database
- Menjalankan perintah
-
Migrasi Database: Jalankan migrasi database di server dengan perintah:
php artisan migrate --force
Dengan mengikuti langkah-langkah di atas, kamu bisa menyebarkan aplikasi Laravel ke server dan membuatnya dapat diakses oleh pengguna.
11. Tips dan Trik: Mempercepat Proses Belajar Laravel untuk Pemula
Berikut beberapa tips dan trik yang bisa membantumu mempercepat proses belajar Laravel untuk pemula:
- Mulai dari Dasar: Jangan terburu-buru mempelajari fitur-fitur yang kompleks. Fokus pada konsep dasar seperti Routing, Controller, View, dan Eloquent ORM terlebih dahulu.
- Practice Makes Perfect: Buat proyek-proyek kecil untuk mempraktikkan apa yang telah kamu pelajari. Mulai dengan proyek sederhana seperti membuat blog atau todo list.
- Manfaatkan Dokumentasi: Dokumentasi Laravel sangat lengkap dan mudah dipahami. Gunakan dokumentasi sebagai sumber referensi utama kamu.
- Bergabung dengan Komunitas: Bergabung dengan komunitas Laravel online dan offline. Bertanya jika kamu mengalami kesulitan dan berbagi pengetahuan dengan orang lain.
- Ikuti Tutorial dan Kursus: Ikuti tutorial dan kursus online untuk belajar Laravel secara terstruktur. Banyak sumber belajar gratis maupun berbayar yang tersedia.
- Gunakan Debugger: Gunakan debugger untuk membantu kamu menemukan dan memperbaiki kesalahan dalam kode kamu.
- Pelajari Package yang Berguna: Laravel memiliki banyak package yang bisa mempercepat proses development. Pelajari package-package yang berguna untuk proyek kamu.
- Jangan Takut Bereksperimen: Jangan takut mencoba hal-hal baru dan bereksperimen dengan kode kamu. Ini adalah cara terbaik untuk belajar.
Dengan menerapkan tips dan trik ini, kamu akan bisa belajar Laravel dengan lebih cepat dan efektif.
12. Sumber Belajar Laravel: Rekomendasi untuk Pemula Indonesia
Ada banyak sumber belajar Laravel yang tersedia, baik online maupun offline. Berikut beberapa rekomendasi untuk pemula Indonesia:
- Dokumentasi Resmi Laravel: https://laravel.com/docs/
- Laravel Indonesia: https://laravel.id/ (Website komunitas Laravel Indonesia)
- Laracasts: https://laracasts.com/ (Platform video tutorial Laravel, berbayar tapi sangat berkualitas)
- YouTube Channels: Banyak channel YouTube yang menyediakan tutorial Laravel gratis, seperti Traversy Media, FreeCodeCamp.org, dan CodeCourse.
- Medium: Cari artikel-artikel tentang Laravel di Medium. Banyak developer yang berbagi pengalaman dan tips mereka di Medium.
- Udemy: Udemy menawarkan berbagai kursus Laravel dengan harga yang terjangkau.
- Buku: Ada beberapa buku bagus tentang Laravel, seperti “Laravel: Up and Running” oleh Matt Stauffer.
- Komunitas Online: Bergabunglah dengan grup-grup Facebook, Slack, atau Discord yang berfokus pada Laravel.
- Bootcamp: Ikuti bootcamp web development yang mengajarkan Laravel.
Dengan memanfaatkan sumber belajar Laravel ini, kamu akan memiliki banyak referensi dan panduan untuk membantu kamu dalam proses pembelajaran. Selamat belajar Laravel dari nol untuk pemula Indonesia! Semoga sukses!